Duo Menel

Duo Menel
Patung Welkom 3183

Kamis, 27 Agustus 2009

SYUAIB BIN PERANG

Syuaib bin Harb nekad. Ia mencegat rombongan Khalifah Harun Ar-Rasyid yang sedang tour. Ia berteriak: “He Harun! Kau sudah menyusahkan rakyatmu, sekarang kau menyusahkan pula binatang kendaraanmu!” Sang Khalifah memang sedang naik kuda.

Tentu saja Syuaib langsung diamankan. Diinterogasi.

“Saudara ekstrimis ini dari golongan mana?”

“Aku dari golongan manusia fana” – jawab Syuaib

“Apakah Saudara ini anak buangan?”

“Aku ini turunan Adam yang sah.”

“Kenapa Saudara berani-berani memanggil saya dengan Harun saja?” – maksudnya kenapa tak pakai Bapak, Paduka, atau Kangjeng.

‘Lho! Tuhan saja kupanggil Allah, tanpa embel-embel, lha kok kamu minta macam-macam? Bukankah kau tahu bahwa Allah memanggil seluruh manusia dengan Muhammad – yang terpuji – kenapa kamu minta aku memanggilmu dengan gelar-gelar? Bahkan namamu itu sendiri tidak penting. Perbuatanmulah yang menentukan apakah sebaiknya kamu dipanggil ‘yang terpuji’ atau dipanggil Abu Lahab…!”

Untung Syuaib bukan warga negara kita. Untung dia tidak hidup bersama kita sekarang ini. Soalnya itu orang maunya nabrak lokomotif. Mungkin karena dia itu bin harb, anak perang, atau putra peperangan.

Untung saja Harun Ar-Rasyid itu bukan sejenis lokomotip.


06 Ramadhan 1430H / Dari Secangkir Kopi Jon Pakir – Emha Ainun Nadjib

Tidak ada komentar:

Posting Komentar