Duo Menel

Duo Menel
Patung Welkom 3183

Selasa, 25 Agustus 2009

PR DARI ALLAH

Sudah sepuluh tahun ini kakak Jon ngebet naik haji. Tetapi ia selalu gagal. Padahal ia sudah menempuh berbagai jalan halal.

Kegagalannya itu karena ia terlalu peduli mengdengar keluhan kenalannya. Ia juga peduli dengan tetek bengek urusan desanya yang pasti sepanjang sejarah tidak akan habis.

Waktu pertama kali ia berhasil mengumpul uang. Seminggu sebelum ia mendaftar tiba-tiba madrasah yang dibangun ayah ambruk disambar cleret tahun. Kesempatan berikut juga tertunda gara-gara masjid yang mungkin dibangun sejak zaman wali harus pindah. Sebab terkena pelebaran jalan. Lalu ketika uang calon ONH ngumpul lagi tiba-tiba kupingnya menangkap info kalu cukup banyak jejaka desanya ingin nikah tapi tidak punya beaya. Terpaksa ia keluarkan beaya untuk upacara nikah massal di balai desa.

Setelah itu lama ia tidak kirim kabar tentang niatnya naik haji.

Nah, ketika tahun lalu ia bilang mau naik haji, Jon pun berdoa semoga ia diberi kesempatan memenuhi panggilan Nabi Ibrahim itu.

Jon silaturahmi ke sana setelah menerima telegram bahwa ia akan mendaftar dan mau menyetor ONH ke Bank. Waktu ketemu dengan tersenyum ia bercerita kalau naik hajinya ditunda lagi.

“Kenapa?” tanyaku

“Aku harus menebus sertifikat tanah milik pak Atmojo yang ditahan sebuah rumah sakit gara-gara enam bulan yang lalu ia disambar truk gandeng. Ongkos operasi plus perawatannya mencapai jutaan rupiah. Untung ia berhasil keluar dari rumah sakit itu. Ini berkat sokongan warga desa yang dapat mengumpulkan dana sebanyak separo dari seluruh ongkos. Yang separonya akan dicicil dengan tanggungan surat tanah. Nah dua hari yang lalu tanah pak Atmojo akan disita karena selama ini ia tidak mampu mencicil dan tidak memberi kabar.”

“Jadi ONH-mu kau oper jadi ORS, Ongkos Rumah Sakit?”

Ia mengangguk.

“Saya bersyukur karena Allah yang Bijak selalu mempertemukan aku dengan kewajiban kifayah seperti ini. Mataku masih awas dan telingaku untung masih diberi lobang sehingga info-info dari tetangga cepat masuk,” katanya los.


Dikutip dari Secangkir Kopi Jon Pakir – Emha Ainun Nadjib

Tidak ada komentar:

Posting Komentar