Duo Menel

Duo Menel
Patung Welkom 3183

Minggu, 30 Agustus 2009

MUSABAQAH "T" QUR'AN

Kita sedang berkhusyuk-khusyuk mengikuti Musabaqah Tilawatil Qur’an di Bandar Lampung. Kali ini bahkan para gajah pun ikut memeriahkan.

Tetapi pasti, gajah-gajah itu bukanlah lambing dari sebuah kekuatan yang dulu dilempari batu-batu oleh burung ababil.

Tilawah Al-Qur’am itu bukan saja gagah, indah, namun juga nikmat. Ketika di pesantren Gontor dulu, ketika vocal saya masih pra remaja, masih bersih dan kung, belum kena rokok dan begadang, ‘lagu pop’ saya adalah alunan lagi ayat-ayat Allah. Kalau membaca dalam pertemuan di gedung, saya suka melengking-lengking sambil melirik apa reaksi al-mukarran Kiai. Kalau beliau manthuk-manthuk, hati bagai di siram embun, dada mekar, kepala membesar.

Sekadar untuk pamer: beberapa tahun saya tak terlawan dalam MTQ di pesantren, bahkan se-Kabupaten Ponorogo. Sayang MTQ Nasional belum ada. Padahal kalau ada, saya akan sesumbar, “Lihat saja nanti di atas ring!” sambil nonton persiapan festival reog ponorogo yang mestinya bisa ikut memeriahkan MTQ Nasional itu.
Baru sesudah saya di Yogya, ada MTQ besar-besaran. Bagaikan Laary Holmes, saya pun come back. Merintis dari bawah kembali. Saya daftarkan diri di MTQ tingkat RT dulu di Kadipaten. Saya tanding di Masjid Kadipaten Kidul, dan langsung kalah!
Maka satu-satunya kemungkinan bagi saya sekarang hanyalah menjadi fan-nya para ahli baca Al-Qur’an. Selebihnya hanya rengeng-rengeng ngaji sambil jalan kaki melamun atau naik sepeda memelihara gengsi sosial.

Apakah mungkin diselenggarakan Musabaqah “T” Qur’an yang lain? Jadi, bukan hanya tilawah atau qira’ah. Kabarnya ada juga tafhimul Qur’an, tafsirul Qur’an. Lomba memahami dan menafsirkan. Juga mungkin tarhimul Qur’an. Menyayangi Al-Qur’an. Menyayangi bukan hanya memeluk-meluk kertas Al-Qur’an saja, tapi juga mewujudkan penuh-penuh dalam perilaku.

Ada seorang kawan khawatir bahwa sementara kita berlomba bagus-bagusan baca Al-Qur’an, kalau kita sungguh-sungguh melaksanakan Al-Qur’an dalam hidup ini, ternyata bisa mendapatkan banyak bahaya….

09 Ramadhan 1430H / dikutip dari Secangkir Kopi Jon Pakir – Emha Ainun Nadjib

Tidak ada komentar:

Posting Komentar