Duo Menel

Duo Menel
Patung Welkom 3183

Selasa, 01 September 2009

TANGIS 40 HARI 40 MALAM

Sesudah melakukan dosa terkutuk itu, Daud, Sang Nabi, menangis 40 hari 40 malam.
Ia bersujud. Tak sejenakpun mengangkat kepalanya.

Keningnya bagai menyatu dengan tanag. Air matanya meresap membasahi tanah tandus itu sehingga tumbuhlah rerumputan. Rerumputan itu kemudian meninggi merimbun dan menutupi kepalanya.

Allah menyapanya.

Bertambah nangis ia, meraung dan terguncang-guncang. Pepohonan di sekitarnya bergayut berdesakan satu sama lain mendengar raungan itu, kemudian daun-daunnya rontok, kayu-kayunya mongering, oleh duka derita dan penyesalan Daud yang diresapinya.

Dan Allah masih juga ‘menggoda’nya: “Daud, engkau lupa akan dosamu. Engkau hanya ingat tangismu.”

Dan sang Nabi terus berjuang dengan air matanya.

Air mata kehidupan Daud bagai samudera. Kesungguhan Daud terhadap nilai-nilai ketuhanan – ya nilai kehidupan itu endiri – bagai samudera.

Adapun saya, yang hidup ribuan tahun sesudah Daud, hanya pernah menitikkan air mata beberapa cangkir. Juga apa yang saya bisa sebut air mata ruhani saya.
Di dalam zaman yang telah jaun maju ke depan ini, barangkali saya bersemayan di kehidupan yang ringan dan riang melakukan dosa-dosa.


11 Ramadhan 1430H / Dikutip dari Secangkir Kopi Jon Pakir – Emha Ainun Nadjib

Tidak ada komentar:

Posting Komentar