Duo Menel

Duo Menel
Patung Welkom 3183

Jumat, 11 September 2009

BERSAHAJA

Seorang lelaki sangat tua siang itu lewat di depan rumah Mat Kacong sambil memikul kayu bakar.

“Mau beli kayu bakar?”

“Tidak” jawab istri Mat Kacong. Melihat orang tua yang berjualan kayu itu Mat Kacong merasa sangat kasihan. Orang setua itu tidak pantas lagi memikul beban yang agak berat. Seandainya ia punya uang, ia akan membeli kayu bakar itu, biar kakek tua itu tidak lagi ke mana-mana memikul kayu. Tetapi ia sudah lama tidak punya uang.

Satu jam kemudian kakek penjual kayu itu lewat lagi di depan rumah Mat Kacong. Agaknya kayu bakar yang dipikulnya masih belum laku. Mat Kacong tidak kuasa menahan rasa kasihan kepada kakek tua itu.

“Tolonglah dibeli Pak, kayu bakar ini” ujar kakek itu. “Saya ingin memberi makan cucu saya yang yatim.”

“Saya tidak punya uang Pak,” ujar Mat Kacong. “Begini saja, Bapak silakan istirahat di sini dulu, saya akan menjualkan kayu Bapak ini.”

Mat Kacong lalu memikul kayu itu. Kakek tua itu tak bisa berbuat apa-apa atas ulah orang aneh itu. Mat Kacong dengan langkah cepat membawa kayu itu ke rumah Pak Mat Sambun. Pak Mat Sambun memang sahabat baiknya.

“Lho, ada apa kau bawa kayu bakar kemari Mat?”

“Tolong, kayu bakar milik sahabat saya, ia seorang kakek tua yang ingin memberi makan cucunya yang yatim. Tolong, belilah kayu ini.”

“Akan dijual berapa Mat?”

“Biasanya, Anda beli berapa?”

“Sebentar,” ujar Mat Kacong sambil lari menuju rumahnya. Sambil tersengal ia mengajak orang tua penjual kayu itu ke rumah Pak Sambun.

“Ini yang punya kayu.”

“Akan dijual berapa kayu Bapak?”

“Seribu lima ratus rupiah.”

Tanpa tawar menawar Pak Sambun lalu membayar Rp.1500.

“Berapa kali dalam sebulan Pak Tua ini harus membawa kayu kemari?” Tanya Mat Kacong kepada Pak Sambun.

“Seminggu dua kali, Bapak bawa kayu kemari.”

Pak tua itu lalu pamit.

“Ini hadiah untukmu karena telah mengantar Pak Tua itu kemari.” Kata Pak Sambun kepada Mat Kacong.

Mat Kacong menerima uang itu dengan gembira. Dalam perjalanan pulang, Mat Kacong memberikan uang Rp.500 kepada Pak Tua.

“Ini titipan saya buat si yatim.” Ujar Mat Kacong.


21 Ramadhan 1430H / Dikutip dari Sate Rohani dari Madura – D. Zawawi Imron

Tidak ada komentar:

Posting Komentar